Senin, 09 Desember 2019

Solid Gold | Harga Batu Bara Sulit Kembali Berjaya

Harga Batu Bara Sulit Kembali Berjaya - Solid Gold 

SOLID GOLD PALEMBANG Meski harga batu bara acuan mulai naik menjelang pengujung tahun ini, tetapi para pelaku usaha justru tak yakin tahun depan komoditas ini akan kembali berjaya.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Desember 2019 tercatat US$66,3 per ton, atau naik sekitar 0,045% dari bulan November senilai US$66,27 per ton.

Adapun rerata HBA sepanjang tahun ini mencapai US$77,92 per ton, lebih rendah dibandingkan dari rerata HBA pada 2018 yang mencapai US$98,96 juta ton. Rerata

HBA tahun 2017 mencapai US$85,91 per metriks ton, sedangkan pada 2016, rerata HBA mencapai US$61,83 per ton.

Ketua Umum Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan kenaikan HBA pada Desember ini belum dapat menjadi acuan untuk menilai pasar secara makro.

HBA merupakan harga yang diperoleh rerata empat indeks pada bulan sebelumnya, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal

Newcastle Index (GCNC) dan Platt’s 5900. Masing-masing indeks tersebut memiliki porsi 25%. Ini bisa saja diakibatkan oleh satu atau dua shipment pada indeks Globalcoal,

tetapi belum dapat menjadi parameter untuk menilai perubahan arah pasar ke depan secara pasti,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/12).

Dia memperkirakan harga batu bara pada tahun depan belum dapat meningkat cepat lantaran kondisi ekonomi makro yang diproyeksikan belum stabil. Belum lagi berbagai tekanan dari sejumlah isu lingkungan termasuk ajang UN Climate Change

Conference COP 25 di Madrid pada awal pekan ini.Menurutnya, China masih menjanjikan untuk pasar ekspor Indonesia, kendati kondisinya masih penuh ketidakpastian.

Demand masih positif, tetapi kembali pertumbuhannya hampir sama seperti 2019. Supply demand masih tight, harga diperkirakan masih rendah tetapi diharapkan sedikit naik,” katanya.

Menurutnya, harga batu bara yang rendah di sepanjang tahun ini telah menekan para pelaku usaha.

Melihat level harga saat ini, katanya, perusahaan yang memiliki kualitas batu bara rendah dengan kalori 3.200 kcal/kg lebih tertekan dibandingkan dengan perusahaan batu bara berkalori 4.200 kcal/kg ke atas. “Ini karena relatif mampu survive meskipun margin kecil,” kata Singgih - SOLID GOLD 

Baca Juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar