Selasa, 28 Januari 2020

PT Solid Gold | Penyebaran Virus Corona Tekan Permintaan Komoditas Agrikultur

Penyebaran Virus Corona Tekan Permintaan Komoditas Agrikultur - PT Solid Gold

PT SOLID GOLD PALEMBANG  Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan makin meluas membuat prospek permintaan kelompok komoditas agrikultur kembali dibayangi awan gelap.

Akibatnya, harga diproyeksi siap bertahan di zona merah dalam jangka pendek.Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (27/1/2020) hingga pukul 14.58 WIB, mayoritas komoditas agrikultur mencatatkan kinerja yang lemah. Harga kacang kedelai berjangka untuk kontrak Maret 2020 di CBOT melemah 0,83 persen menjadi US$0,894 per bushel, level terendah dalam sebulan terakhir.

Pada pekan lalu, kacang kedelai membukukan kinerja penurunan mingguan kedua berturut-turut sejak November 2019, yaitu melemah 2,3 persen setelah terkoreksi 1,7 persen pada perdagangan sepekan sebelumnya. Kinerja tersebut pun menjadi kinerja mingguan terburuk sejak 6 pekan terakhir.

Sementara itu, harga gandum kontrak Maret 2020 di CBOT melemah 1,39 persen menjadi US$0,565 per bushel, harga jagung kontrak Maret 2020 di CBOT melemah 1,03 persen menjadi US$0,383 per bushel, dan harga minyak kedelai melemah 1,62 persen menjadi US$0,0315 per pon.

Pada perdagangan Jumat (24/1), harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk kontrak April 2020 di bursa Malaysia terjun 2,19 persen menjadi 2.861 ringgit per ton, kehilangan daya tariknya dari pasar setelah mengalami reli cukup panjang pada awal tahun. Harga CPO telah merosot untuk duperdagangan berturut-turut.

Dalam perdagangan yang sama, kopi untuk pengiriman Maret 2020 di bursa ICE menutup pekan lalu melemah 2,18 persen menjadi US$0,110 per pon, kakao kontrak

Maret 2020 di bursa ICE turun 1,37 persen menjadi US$2.733 per ton, dan gula kontrak Maret 2020 turun 1,24 persen menjadi US$0,0143 per pon.Keseluruhan harga komoditas agrikultur tersebut berada dalam tekanan dipicu kekhawatiran pasar bahwa penyebaran virus corona akan berdampak pada ekonomi

China sehingga melemahkan permintaan bahan baku pangan dari Negeri Panda, sebagai salah satu konsumen komoditas terbesar di dunia.

Manajer Penjualan Institusional Phillip Futures Kuala Lumpur Marcello Cultrera mengatakan peningkatan yang cepat dalam kasus virus corona di China dapat berdampak pada arus pariwisata domestik selama festival musim semi dan mengurangi permintaan komoditas agrikultur, salah satunya minyak nabati.

Akibatnya, harga CPO diprediksi bertahan di zona merah dalam jangka pendek serta dibayangi sentimen penurunan permintaan dari India dan kondisi pasar yang cenderung lebih sepi seiring dengan libur Tahun Baru Imlek. - PT SOLID GOLD 
Baca Juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar