6 Bulan Corona di Indonesia, Rupiah Gagal Pertahankan Keperkasaannya - PT Solid Gold
PT SOLID GOLD BERJANGKA PALEMBANG - Sudah enam bulan lamanya, penyebaran Covid-19 berada di Indonesia sejak kasus pertama kali resmi diumumkan pada 2 Maret 2020. Rupiah yang sempat kembali ke level Rp13.000 per dolar AS, gagal mempertahankan keperkasaannya.
Untuk diketahui, pada 2 Maret 2020, rupiah menutup perdagangan di level Rp14.265 per dolar AS. Sejak saat itu lah tren rupiah terus menurun menuju level-level terendah baru.
Kemudian, pada 23 Maret 2020 rupiah untuk pertama kalinya menutup perdagangan berada di bawah level Rp16.000 per dolar AS, terendah sejak krisis keuangan 1998 atau dalam 22 tahun terakhir.
Saat itu, rupiah ditutup di level Rp16.575 per dolar AS, melemah 3,85 persen atau 615 poin. Penurunan rupiah itu pun menjadi yang terlemah di antara mata uang Asia lainnya.
Bagaimana tidak, saat itu investor berbondong berpihak terhadap dolar AS dan membuat indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama menyentuh level tertingginya di kisaran 102,817.
Namun, pada medio Juni 2020 rupiah sempat kembali diperdagangkan di level Rp13.000 an per dolar AS, yaitu menyentuh level tertingginya pada 8 Juni 2020 di posisi Rp13.873 per dolar AS.
Hal itu pun berhasil membuat rupiah tidak begitu terpukul dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di antara mata uang Asia lainnya. Sayang, keperkasaan rupiah tidak bertahan cukup lama.
Kini, rupiah kembali menguji level Rp15.000 per dolar AS seiring dengan data-data ekonomi dalam negeri terus menunjukkan pelemahan. Padahal, mata uang Asia lainnya tengah memanfaatkan momentum tren penurunan dolar AS untuk memperbaiki kinerjanya.
Adapun, pada penutupan perdagangan Rabu (2/9/2020), rupiah ditutup melemah hingga 1,16 persen atau 173 poin ke level Rp14.745 per dolar AS. Pada pertengahan perdagangan hari ini, rupiah sempat terkoreksi hingga 200 poin.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa pelemahan rupiah saat ini dipengaruhi reaksi atau respon pelaku pasar terhadap rencana revisi UU Bank Indonesia (BI) yang berpotensi mengganggu independensi bank sentral.
Selain itu, rencana pembelian Surat Berharga Nasional (SBN) oleh BI yang akan dilanjutkan hingga tahun depan juga menjadi katalis negatif bagi rupiah.
Padahal, Kemenkeu dan BI melakukan kesepakatan bersama bahwa debt burden sharing hanya akan dilakukan pada tahun ini saja. - PT SOLID GOLD BERJANGKA
Untuk diketahui, pada 2 Maret 2020, rupiah menutup perdagangan di level Rp14.265 per dolar AS. Sejak saat itu lah tren rupiah terus menurun menuju level-level terendah baru.
Kemudian, pada 23 Maret 2020 rupiah untuk pertama kalinya menutup perdagangan berada di bawah level Rp16.000 per dolar AS, terendah sejak krisis keuangan 1998 atau dalam 22 tahun terakhir.
Saat itu, rupiah ditutup di level Rp16.575 per dolar AS, melemah 3,85 persen atau 615 poin. Penurunan rupiah itu pun menjadi yang terlemah di antara mata uang Asia lainnya.
Bagaimana tidak, saat itu investor berbondong berpihak terhadap dolar AS dan membuat indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama menyentuh level tertingginya di kisaran 102,817.
Namun, pada medio Juni 2020 rupiah sempat kembali diperdagangkan di level Rp13.000 an per dolar AS, yaitu menyentuh level tertingginya pada 8 Juni 2020 di posisi Rp13.873 per dolar AS.
Hal itu pun berhasil membuat rupiah tidak begitu terpukul dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di antara mata uang Asia lainnya. Sayang, keperkasaan rupiah tidak bertahan cukup lama.
Kini, rupiah kembali menguji level Rp15.000 per dolar AS seiring dengan data-data ekonomi dalam negeri terus menunjukkan pelemahan. Padahal, mata uang Asia lainnya tengah memanfaatkan momentum tren penurunan dolar AS untuk memperbaiki kinerjanya.
Adapun, pada penutupan perdagangan Rabu (2/9/2020), rupiah ditutup melemah hingga 1,16 persen atau 173 poin ke level Rp14.745 per dolar AS. Pada pertengahan perdagangan hari ini, rupiah sempat terkoreksi hingga 200 poin.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa pelemahan rupiah saat ini dipengaruhi reaksi atau respon pelaku pasar terhadap rencana revisi UU Bank Indonesia (BI) yang berpotensi mengganggu independensi bank sentral.
Selain itu, rencana pembelian Surat Berharga Nasional (SBN) oleh BI yang akan dilanjutkan hingga tahun depan juga menjadi katalis negatif bagi rupiah.
Padahal, Kemenkeu dan BI melakukan kesepakatan bersama bahwa debt burden sharing hanya akan dilakukan pada tahun ini saja. - PT SOLID GOLD BERJANGKA
Baca Juga :
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka
PT Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Bantah Lakukan Bisnis Tak Wajar
PT Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | Solid Gold Berjangka Serius Bidik Milenial
PT Solid Gold Berjangka | Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | Luar Biasa Solid Gold Berjangka
PT Solid Gold Berjangka | Transaksi Bursa Berjangka Melejit Solid Gold Catat Pertumbuhan
PT Solid Gold Berjangka | Nasabah Baru PT Solid Gold Berjangka Makassar Tumbuh
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka Catat Pertumbuhan
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja Kuartal Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | Nasabah PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Signifikan
PT Solid Gold Berjangka | Perusahaan Berjangka Solid Gold Bidik Nasabah Milenial
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Dua Ribu Persen Lebih
PT Solid Gold Berjangka | Kuartal 3 Harga Emas Stabil Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | Solid Gold Berjangka Ingin Hilangkan Persepsi Negatif
PT Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Bukukan Pertumbuhan Volume Transaksi
PT Solid Gold Berjangka | Perang Dagang Buat Emas Berkilau
PT Solid Gold Berjangka | Harga Emas Anjlok
PT Solid Gold Berjangka | Perdagangan Emas Paling Banyak Diminati Hari Ini
PT Solid Gold Berjangka | Komoditas Kopi dan Emas Cukup Signifikan
PT Solid Gold Berjangka | Olein Akan Meningkat di 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar