Indonesia Uninstall 59 Persen Aplikasi yang Diunduh, Kenapa? - Solid Gold Berjangka
SOLID GOLD BERJANGKA PALEMBANG - AppsFlyer, perusahaan yang bergerak di bidang atribusi dan analitik pemasaran mobile global mengungkapkan sepanjang 2020, lebih dari separuh aplikasi yang diunduh di Indonesia (59 persen) langsung di-uninstall dalam kurun waktu 30 hari pertama sejak pengunduhan.
Berdasarkan laporan The Uninstall Threat: 2020 app uninstall benchmarks yang menganalisis data 8 miliar penginstalan aplikasi selama periode Januari - November 2020, dengan cakupan 3.000 aplikasi yang memiliki sedikitnya 2.000 penginstalan non-organik dalam sebulan di wilayah Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Laporan tersebut juga menyebutkan Indonesia sebagai negara yang tergolong tinggi dalam tingkat uninstall. Kategori aplikasi non gim yang memiliki tingkat uninstall paling signifikan adalah aplikasi kategori Social (64,4 persen) dan Finance (59,6 persen) untuk install organik.
Hal tersebut sejalan dengan tren uninstall yang relatif lebih tinggi di pasar berkembang lainnya seperti Brazil dan India yang mencapai 56 persen atau lebih tinggi 33 persen dari pasar negara maju seperti AS, Inggris, Jepang, Korea, Prancis dan Jerman.
President dan Managing Director AppsFlyer APAC Ronen Mense mengatakan laporan tersebut juga menyebutkan rerata anggaran marketing yang terbuang akibat tingkat uninstall secara global bernilai US$57.000 perbulan per aplikasi pada 2020 atau meningkat 70 persen dari 2019.
Dia menambahkan para tenaga pemasar bisa mencegah uninstall dengan menggunakan semua kanal, mendorong retargeting untuk menjaga aplikasi mereka menjadi perhatian utama para penggunanya.
Catatan menarik lainnya adalah tingkat uninstall di perangkat Android ternyata dua kali lebih besar dari perangkat iOS. Kesenjangan terbesar di antara platform terlihat di Indonesia, dengan perbandingan tingkat uninstall sebesar 64 persen untuk perangkat Android sementara perangkat iOS hanya 25 persen.
Hal ini disebabkan oleh kapasitas rerata ruang penyimpanan yang lebih kecil dari perangkat Android, yang banyak dimiliki oleh sebagian besar masyarakat yang hanya membutuhkan fitur mendasar dari telepon pintar mereka. Berdasarkan Indonesia’s App Marketing Report 2020 perangkat Android menguasai 90,05 persen dari pangsa pasar telepon pintar di Indonesia. - SOLID GOLD BERJANGKA
Baca Juga :
Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka
Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Bantah Lakukan Bisnis Tak Wajar
Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | Solid Gold Berjangka Serius Bidik Milenial
Solid Gold Berjangka | Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | Luar Biasa Solid Gold Berjangka
Solid Gold Berjangka | Transaksi Bursa Berjangka Melejit Solid Gold Catat Pertumbuhan
Solid Gold Berjangka | Nasabah Baru PT Solid Gold Berjangka Makassar Tumbuh
Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka Catat Pertumbuhan
Solid Gold Berjangka | Kinerja Kuartal Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | Nasabah PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Signifikan
Solid Gold Berjangka | Perusahaan Berjangka Solid Gold Bidik Nasabah Milenial
Solid Gold Berjangka | Kinerja Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | Kinerja PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Dua Ribu Persen Lebih
Solid Gold Berjangka | Kuartal 3 Harga Emas Stabil Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | Solid Gold Berjangka Ingin Hilangkan Persepsi Negatif
Solid Gold Berjangka | Kinerja Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold Berjangka | PT Solid Gold Berjangka Bukukan Pertumbuhan Volume Transaksi
Solid Gold Berjangka | Perang Dagang Buat Emas Berkilau
Solid Gold Berjangka | Harga Emas Anjlok
Solid Gold Berjangka | Perdagangan Emas Paling Banyak Diminati Hari Ini
Solid Gold Berjangka | Komoditas Kopi dan Emas Cukup Signifikan
Solid Gold Berjangka | Olein Akan Meningkat di 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar