Kamis, 05 September 2019

PT Solid Gold Berjangka | Mungkinkah Rupiah jadi Aset Safe Haven?

Mungkinkah Rupiah jadi Aset Safe Haven? - PT Solid Gold 

PT SOLID GOLD BERJANGKA PALEMBANG - Kecenderungan rupiah yang bergerak stabil dan menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dan negara emerging markets membuka peluang mata uang Garuda menjadi salah satu aset pilihan investor sebagai aset safe haven.

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun berjalan 2019, rupiah berada di posisi ketiga mata uang yang berhasil menguat melawan dolar AS dengan terapresiasi 1,62%, di bawah ruble yang menguat 4,44% dan baht yang menguat 5,66%.

Di Asia, rupiah juga menduduki posisi ketiga sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di bawah baht dan yen yang menguat 3,26%.

Sementara itu, dalam sebulan terakhir rupiah juga tampak kokoh di jalur hijau menguat 0,69% dan masih di posisi ketiga sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di saat mata uang yang juga dianggap sebagai aset safe haven, yen, terkoreksi 0,25%/

Adapun, rupiah berhasil bergerak menguat dan menunjukkan keperkasaannya di tengah mayoritas mata uang aset berisiko lainnya tertekan oleh kuatnya dolar AS dan imbas dari ketidakpastian global, seperti ketegangan perdagangan AS dan China serta Brexit.

Selain itu, rupiah yang bergerak terbatas dalam beberapa perdagangan terakhir bahkan ketika terkoreksi menunjukkan pergerakkan yang cenderung stabil menjadi poin lebih bagi rupiah.

Dengan melihat arus masuk dana asing (capital inflow) yang cukup tinggi ke Indonesia di saat pasar dibayangi oleh banyaknya sentimen ketidakpastian maka peluang rupiah dijadikan aset investasi aman cukup besar.

Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat capital inflow Indonesia per 29 Agustus 2019 sebesar Rp180,7 triliun yang terdiri atas Rp118,9 triliun berasal dari surat berharga negara (SBN)  dan Rp60,7 triliun berasal dari saham.

Jika dilihat dari imbal hasil obligasinya pun, Indonesia masih memiliki daya tarik lebih bagi para investor dibandingkan dengan negara lain karena imbal hasil yang tawarkan cukup tinggi.

Rupiah yang berhasil menunjukkan kinerja positif tersebut juga dipicu oleh data inflasi yang memungkinkan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan.

Indonesia sampai saat ini merupakan salah satu negara emerging market yang setiap keputusan kebijakan moneter oleh Bank Sentral tidak mendapat intervensi dari presiden, seperti India dan Turki.

Jika melihat secara teknikal, hingga akhir tahun rupiah masih berpotensi untuk melanjutkan penguatannya melawan dolar AS dengan bergerak di kisaran Rp14.300 hingga Rp14.060 per dolar AS -  PT SOLID GOLD BERJANGKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar