Jumat, 25 Oktober 2019

Solid Berjangka | Stok Minyak AS Susut, WTI & Brent Reli di Hari Ketiga


Stok Minyak AS Susut, WTI & Brent Reli di Hari Ketiga  - Solid Berjangka 

SOLID BERJANGKA PALEMBANG - Harga minyak mentah melanjutkan reli tiga hari berturut-turut pada perdagangan seiring menyusutnya stok minyak mentah AS dan penutupan aktivitas pipa minyak utama.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 0,26 poin ke level US$56,23 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Desember menguat 0,50 poin ke level US$61,67 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Minyak mentah AS menguat setelah pipa minyak North Sea Forties ditutup setelah kehilangan daya.

Sementara itu, cadangan minyak mentah dan produk minyak AS, tidak termasuk cadangan minyak strategis, turun 9 juta barel pekan lalu ke level terendah sejak Mei, menurut data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis pada hari Rabu.

Sementara itu, persediaan bensin turun untuk minggu keempat berturut-turut karena permintaan untuk bahan bakar motor naik ke level tertinggi sejak 1991 secara musiman. Impor minyak asing merosot ke level terendah dalam lebih dari dua dekade.

Namun, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi masih berlanjut setelah ukuran indeks manufaktur dan jasa Jerman dari IHS Markit mengisyaratkan kemerosotan negara akan berlanjut ke kuartal keempat.

Minyak mentah melemah 15 persen dari puncaknya pada April karena perselisihan perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan China melemahkan permintaan global.

Pelemahan ini memberi tekanan pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya untuk mempertimbangkan pemangkasan produksi lebih lanjut ketika mereka bertemu di bulan Desember. Namun, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada anggota OPEC+ yang telah mengajukan proposal untuk mengubah ketentuan dari kesepakatan mereka.

Penurunan permintaan masih bertahan di Asia, pusat konsumsi terbesar minyak mentah. Ekonomi Korea Selatan tumbuh pada laju yang lebih lambat pada kuartal ketiga, sementara China pekan lalu melaporkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi ke level terendah sejak awal 1990-an. - SOLID BERJANGKA

Baca Juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar