Kamis, 28 November 2019

PT Solid Gold Berjangka | Produksi AS Bertambah, Harga Minyak Mentah Turun

Produksi AS Bertambah, Harga Minyak Mentah Turun - PT Solid Gold 

PT SOLID GOLD BERJANGKA PALEMBANG - Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Rabu  setelah produksi minyak Amerika Serikat (AS) dilaporkan mencapai rekornya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2020 ditutup turun 30 sen di level US$58,11 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Januari 2020 berakhir turun 21 sen di level US$64,06 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,95 terhadap WTI.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS bertambah 1,57 juta barel pekan lalu dan output mencapai 12,9 juta barel per hari.Meski peningkatan persediaan itu lebih kecil dari 3,64 juta seperti yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute (API) pada Selasa (26/11), penurunan stok yang lebih sedikit di Cushing serta pertambahan pada produk-produk sulingan turut membebani harga minyak.

Laporan EIA menunjukkan persediaan bensin naik 5,13 juta barel dan suplai minyak distilasi tumbuh 725.000 barel. Adapun stok minyak mentah yang tersimpan di Cushing, Oklahoma, turun 97.000 barel.

Kejutan yang lebih besar adalah persediaan bensin meningkat cukup signifikan, jauh melebihi konsensus dan sebagian besar darinya karena impor,” terang Brian

Kessens, manajer portofolio di Tortoise.Laporan itu serta merta membebani optimisme pasar seputar kesepakatan perdagangan AS-China yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Mengingat periode tahun ini, kami mengantisipasi pemanfaatan kilang untuk bangkit kembali saat kita melewati musim gugur dan musim perputaran, jadi peningkatan ini merupakan kejutan,” ujar Kessens.

Harga minyak mentah telah meningkat sejak awal Oktober didorong mencairnyperselisihan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu, meskipun investor menjadi semakin lelah atas negosiasi yang masih terus berlangsung.

Pada Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa AS dan China tengah berada dalam tahap akhir menuju sebuahperjanjian yang sangat penting.

Meski demikian, Trump kemudian mengatakan kepada Fox News bahwa dia berpegang pada perjanjian guna memastikan ketentuan-ketentuan yang lebih baik untuk Amerika.

Meski semacam kesepakatan akan menjadi hal positif, itu mungkin tidak banyak berdampak untuk menghidupkan kembali permintaan minyak kecuali tarif yang ada dibatalkan,”sambung Kessens-  PT SOLID GOLD BERJANGKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar